Senin, 15 Desember 2008

KUALITAS KELUARGA PENENTU KUALITAS BANGSA

Penulis mencoba paparkan tulisan ini dengan judul "Kualitas Keluarga Penentu Kualitas Bangsa". Beberapa hal yang disinggung dalam tulisan ini adalah :

(1) Wanita dan Kiprahnya, (2) Wanita Barokah, (3) Suami Idaman, (4) Mensyukuri Karunia Anak, (5) Penyimpangan Umum Kaum Wanita dan Penyimpangan Seputar Rumah Tangga, (6) Pantangan Rumah Tangga Harmonis, dan (7) Masih Perlukah Wanita Memasak ?

Mudah-mudahan kita semua dapat merenungkan isi dari tulisan ini sesuai dengan posisi kita masing-masing yaitu posisi sebagai ibu, sebagai bapak, sebagai isteri, sebagai suami, sebagai anak, maupun sebagai unit keluarga yang merupakan bagian dari bangsa.


1. Wanita dan Kiprahnya

Sejarah mencatat bahwa kaum wanita Indonesia memainkan peranan penting dalam perjuangan bangsa kita. Peranan itu dimulai sejak perlawanan terhadap penjajahan ratusan tahun yang lalu, dalam masa pergerakan kemerdekaan, dalam kancah revolusi, dan perang kemerdekaan sampai zaman pembangunan lahir dan batin sekarang ini.

Sejak awal, kaum wanita telah bergandengan tangan dengan mitra sejajarnya kaum pria dalam perjuangan mengusir penjajah. Bahkan, pada saat-saat yang genting tidak jarang kaum wanitalah yang melanjutkan perjuangan dengan ketabahan dan kegigihan. Dimasa perjuangan bersenjata melawan penjajahan dahulu, kita juga memiliki panglima perang wanita yang gagah berani, kita semua kagum dan hormat kepada kaum wanita yang demikian itu.

Dalam zaman modern, pada abad ini melalui organisasi-organisasi wanita kaum Ibu bangsa kita terus berjuang. Bukan hanya untuk kepentingan kemajuan kaumnya saja, tetapi yang terutama justru bagi kemajuan bangsanya. Kaum Ibu Indonesia menyadari bahwa persatuan dan kesatuan mutlak perlu demi keberhasilan perjuangan bangsa kita.

Sepanjang pelaksanaan pembangunan dinegara kita, kaum wanita Indonesia telah ikut ambil bagian hampir semua kegiatan pembangunan. Dengan ketabahan, kaum wanita memainkan tiga peranan yang khas sekaligus yaitu : sebagai isteri, sebagai Ibu dari anak-anaknya, dan sebagai anggota masyarakat yang sedang membangun. Dalam hal seperti itu, peranan kaum pria tidak seberat kaum wanita.

Dalam pembangunan disegala bidang, kita harus memberi perhatian yang besar kepada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Strategi ini sungguh tepat, bersamaan dengan itu dunia terus bergerak dengan cepat kearah zaman baru. Hubungan antar bangsa terus bertambah erat, perekonomian makin terbuka dan perdagangan antar bangsa makin bebas hampir tanpa batas. Dalam keadaan seperti ini, hanya bangsa yang unggul yang dapat tetap berdiri tegak.

Bangsa-bangsa yang mampu menghasilkan barang dan jasa dengan daya saing yang tinggi, akan memenangkan persaingan dan akan berada didepan. Bangsa kita akan mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain jika kita memiliki manusia yang berkualitas dalam jumlah yang besar. Tanpa manusia berkualitas dalam jumlah yang besar, pembangunan dan kemajuan bangsa kita akan menghadapi berbagai hambatan. Apapun tantangan yang kita hadapi dimasa depan, kita harus melipatgandakan kemampuan bangsa kita. Ringkasnya, kita harus menjadikan diri kita masing-masing menjadi manusia yang berkualitas. Kita harus menjadikan bangsa kita menjadi bangsa yang berkualitas.

Untuk itu kita harus makin banyak dan makin meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan terutama bagi kaum muda. Kita harus makin berdisiplin, makin kreatif, makin bersikap kritis, makin berani mengambil prakarsa, makin mahir dalam berorganisasi dan sebagainya. Sebagian kualitas tadi dapat diperoleh disekolah dan lembaga-lembaga pendidikan lainnya, namun landasan dasarnya terletak didalam keluarga. Sedangkan yang menjadi penentu pembentukan watak dalam keluarga itu adalah para Ibu. Ibulah yang hampir sepanjang waktu hidup bersama putra dan putrinya melalui teladan yang diberikannya. Ibu-ibu secara langsung maupun tidak langsung menanamkan dasar watak manusia-manusia bangsa Indonesia.

Karena itu sangat jelas bahwa kualitas kaum Ibu Indonesia akan sangat menentukan kualitas putra-putri Indonesia. Jika kita menginginkan kualitas manusia Indonesia yang makin tinggi, maka perlu meningkatkan kualitas kaum Ibu yang akan membentuk watak manusia Indonesia.

Kita sungguh merasa bahagia, bahwa dalam masa pembangunan, kaum Ibu Indonesia mengalami kemajuan pesat. Kemajuan dan peranan penting kaum wanita Indonesia dalam pembangunan itu banyak mengundang kekaguman bangsa-bangsa lain. Kemajuan-kemajuan kaum Ibu Indonesia itu, sebagian besar ditentukan oleh dua unsur penting. Yang pertama adalah keberhasilan kita dalam meningkatkan kualitas kaum wanita, dan yang kedua adalah suasana lingkungan yang mendukung meningkatkan kemajuan wanita. Kedua unsur tadi tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Karena itu kita memandang kaum wanita dan kaum pria adalah mitra yang sejajar. Bukan satu merasa lebih tinggi dari yang lain. Bukan yang satu menguasai yang lain. Tentu saja kita tidak melawan kodrat bahwa wanita adalah wanita, bahwa pria adalah pria. Masing-masing mempunyai peranan mulai dalam keluarga dan dalam masyarakat. Peranan masing-masing itu saling melengkapi, kekurangan yang satu ditunjang oleh kelebihan yang lain. Itulah yang kita maksud dengan kemitraan.

Kebudayaan dan adat-istiadat bangsa kita juga mengajarkan agar kita memberi tempat yang mulia kepada kaum Ibu. Pepatah “Surga berada ditelapak kaki Ibu” adalah ungkapan kita untuk memberi tempat yang mulia dan rasa hormat yang tulus kepada kaum Ibu.

Kesempatan kaum wanita untuk makin berperan besar dalam pembangunan terbuka luas. Dengan demikian, suasana untuk memantapkan mitra yang sejajar antara wanita dan pria sudah baik. Tugas yang harus dilanjutkan adalah meningkatkan kesiapan kaum wanita untuk mencapai kemajuan yang makin tinggi agar dapat berperan lebih besar lagi dalam pembangunan.

Menyegarkan semangat untuk mengemban tugas masa depan kaum wanita itulah yang selalu kita lakukan setiap kali kita berada dalam organisasi kewanitaan.

Dimasa lampau kaum wanita kita telah memberi sumbangan yang tidak kecil kepada perjuangan bangsa kita, sehingga kita berdiri tegak sebagai bangsa yang terhormat dan merdeka. Peranan kaum wanita dimasa yang akan datang tidak lebih kecil, dan tidak kalah penting dari peranan yang telah disumbangkan dimasa lampau.

Sama halnya dimasa lampau, dimasa mendatang pun bangsa kita memerlukan pengabdian kaum Ibu yang diberikan dengan tulus, ikhlas dan hati mulia.

4 komentar:

MEDIA BELAJAR ONLINE mengatakan...

Assalamu'alaikum wr wb.
Teria kasih Ibu.
Selamat Hari Ibu tahun 2008.
Di hari Ibu tahun 2008 ini semoga para Ibu selalu memperoleh berkat dan Nikmat dari Allah swt.Amin.
Terima kasih juga khusus untuk ibu Dra. Hj. Aniek yang telah memngunjungi blog saya di : haryonostkip.blogspot.com
Mohon maaf bu, saya juga baru belajar buat blog jadinya ya gak karu-karuan. Sekarang ibu bisa mengunjungi lagi blog saya, sudah saya lengkapi dengan berbagai artikel. Saya juga dosen dpk di STKIP PGRI Ngawi. Kita sama sebagai komponen dalam sistem pendidikan perguruan tinggi.
Terima kasih.
Wassalamu'alaikum wr wb.

Ny. Nina mengatakan...

Ass Wr Wb, Ibu Aniek tulisannya sangat menarik, sy jadi terinspirasi. Mudah2an sy bisa mengetrapkannya Bu. Tulisan berikutny sy tunggu lho . .

Dra. Aniek Syamsuddin, MM. mengatakan...

@ Pak Haryono, dosen di STKIP PGRI Ngawi: Ass Wr Wb, wah Pak Har sdh canggih ya nulis di blog nya. Selamat n sy ikuti terus tulisan Bapak . .

Dra.Aniek Sustiani Syamsuddin, MM. mengatakan...

Wss Wr Wb, trims Bu Nina atas komentarnya. Semoga kita bs mengetrapkannya, amin. Ikuti terus tulisan berikutnya ya . . .