Senin, 22 Desember 2008

PENINGKATAN MUTU DOSEN MELALUI RANCANGAN PENGAJARAN

Tulisan ini mempunyai harapan agar wawasan dosen bertambah dan kemudian dapat menjadi dosen yang (lebih) bermutu. Jangan sampai dosen menjadi bahan pergunjingan mahasiswa karena dosen tidak menguasai apa yang diajarkan dan tidak mampu mengajar. Tugas dosen di perguruan tinggi memang berat dan beragam, di mana tugas tersebut merupakan kewajiban melaksanakan kegiatan: pendidikan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Pelaksanaan tugas pendidikan pengajaran terdiri dari berbagai kegiatan, mulai dari pensiapan mahasiswa, merancang dan mengevaluasi pengajaran, bahkan terkadang ditambah dengan tugas pengelolaan administrasi pendidikan. Sementara itu, banyak di antara dosen yang tidak mempunyai pengalaman pendidikan formal dalam disiplin ilmu kependidikan. Keragaman tugas dosen tersebut menyebabkan kriteria dosen yang baik menjadi tidak sederhana. Kriteria kemampuan dosen yang baik sangat panjang dan sangat beragam, karena itu tulisan ini membatasi pada upaya peningkatan sebagian tugas dosen dalam meningkatkan hasil pengajaran yang berkaitan dengan perubahan pengetahuan (kognisi) mahasiswa, yaitu kemampuan dalam merancang pengajaran. Rancangan pengajaran yang baik akan memperbaiki mutu hasil belajar mahasiswa. Hasil belajar mahasiswa memang dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari mutu mahasiswa, sarana dan prasarana, sampai dengan fasilitas bagi dosen yang berpengaruh pada efektifitas kerja dan mutu dosen yang bersangkutan. Namun, bila dosen berniat meningkatkan mutu mahasiswa yang dibimbing maka kegiatan merancang pengajaran merupakan kegiatan menyenangkan yang dapat dilakukan dengan tanpa banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar kemampuan dosen.
Dalam tulisan ini ada beberapa hal yang ingin penulis sampaikan, yaitu : (1) Meningkatkan Mutu Pengajaran, darimana Kita Mulai ?, (2) Tujuan Instruksional Umum, Arah Umum Kegiatan Pengajaran, (3) Tujuan Instruksional Khusus = Sasaran Belajar, (4) Merancang Bentuk Pengajaran, (5) Langkah Lanjut dan Penutup.


1. Meningkatkan Mutu Pengajaran, darimana Kita Mulai ?

Bagi sebagian para dosen kegiatan pengajaran menjadi kegiatan rutin, dimulai dari diterimanya Surat Keputusan (SK) tentang mata kuliah yang harus diasuh berikut jadual perkuliahan. Kemudian kadang-kadang mendapat arahan dari Ketua Jurusan guna menyusun Satuan Acara Perkuliahan (SAP) atau Garis Besar Perencanaan Pengajaran (GBPP) atau Rencana Pembelajaran Satu Semester (RPSS), atau istilah lain yang mempunyai pengertian sama. Kemudian para dosen menyusun rancangan pengajaran, termasuk rancangan dan cara penilaian proses dan hasil pengajaran. Setelah itu melaksanakan kegiatan mengajar secara rutin setiap minggu, memberikan kuis, tes, ujian semester, memasukkan nilai ujian, dan akhirnya menunggu SK mengajar semester berikutnya. Apabila dosen saat ini diminta (seharusnya memang menjadi bagian dari tanggung jawab dosen) untuk meningkatkan mutu kegiatan tadi, dari bagian proses kegiatan rutin manakah tugas tersebut dimulai ? Sasaran akhir peningkatan mutu pengajaran adalah meningkatnya mutu hasil pengajaran, di antaranya yang terpenting adalah terjadinya perubahan dalam diri mahasiswa baik dalam pengetahuan (kognitif), keterampilan (motorik) maupun sikap (afektif) mahasiswa. Menurut Johansen (1982) ada dua tanggung jawab dan kegiatan utama dalam meningkatkan mutu pengajaran, yakni: (1) peningkatan mutu isi mata kuliah, dan (2) peningkatan mutu proses pengajaran. Titik perhatian utama suatu proses pengajaran adalah tujuan pengajaran. Semua kegiatan pengajaran, seperti penjabaran isi mata kuliah, pengorganisasian, penyajian, pemilihan media, dan evaluasi harus mengarah pada usaha pencapaian tujuan pengajaran.

Tujuan pengajaran merupakan sasaran acuan bagi variabel pengajaran yang lain. Menurut Kemp (1985) proses pengajaran terdiri dari serangkaian kegiatan yang dimulai dan berfokus pada penetapan tujuan pengajaran. Langkah kedua adalah penentuan topik dan tugas pelajaran yang harus diberikan kepada mahasiswa agar tujuan tersebut tercapai. Untuk itu Kemp (1985) memerinci dalam Penetapan Tujuan, Pokok Bahasan, dan Sasaran Belajar dari masing-masing pokok bahasan. Langkah selanjutnya adalah menganalisis Tujuan Instruksional Khusus (TIK), merancang kegiatan pelaksanaan pengajaran, penggunaan media, dan merancang evaluasi. Bila kita berniat untuk meningkatkan mutu dosen melalui kegiatan pengajaran, maka upaya untuk lebih mengerti dan mampu menjabarkan tujuan pengajaran dari mata kuliah yang kita asuh, merupakan langkah pertama yang harus dikerjakan.


4 komentar:

MEDIA BELAJAR ONLINE mengatakan...

Assalamu'alaikum wr wb
Alhamdulillahi robbil 'alamin
segala puji bagi Allah swt.
Bagus sekali tulisan ibu di atas, semoga banyak membawa manfaat.
Selamat Tahun Baru Hijrah : 1 Muharam 1430 H dan Selamat Tahun Baru : 1 Januari 2009
Semoga selalu dalam lindungan dan bimbingan Allah swt.Amin
Wassalamu'alaikum wr wb

Haryonostkip

Budi mengatakan...

Sy sebagai seorang dosen tertarik dg tulisan Ibu dan akan sy coba mengetrapkannya. Sy tunggu tulisan kelanjutannya ya Bu . . Ibu sdh berapa lama menjadi dosen? Kelihatannya sdh senior banget deh. Trima kasih Ibu . . .

Dra. Aniek Syamsuddin, MM. mengatakan...

@ Pak Haryono: Ass Wr Wb, Bgm Pak kbrnya beserta kel? Lama tdk membaca tulisan Pak Har,msh aktif nulis kan? Serdos bgm? Lancar? Semoga . . .

Dra. Aniek Syamsuddin, MM. mengatakan...

@ Pak Budi: Trima kasih Pak Budi atas komentarnya. Kita sama2 sbg dosen saling sharing ya . . Sy jadi dosen sejak 1981, alhamdulillah sdh 31 th.